Minggu, 28 November 2010

Pertama kali melihat iklan Indomie Goreng Kriuk versi gempa ini, keningku langsung berkerut, garuk-garuk kepala, dan bengong. Kayaknya ada yang salah deh. Sampai iklannya berakhir pun saya masih nggak konsen nerusin lihat acara yang sebelumnya saya tonton, entah acara apa rasanya jadi nggak penting.
Saya nggak tau gimana caranya menggambarkan iklan itu. Intinya ketika ada orang menggigit/memakan mie itu, sekitarnya jadi bergoyang. Ada orang-orang cari pegangan, kertas dan benda-benda berjatuhan, rumah bergerak naik turun, bahkan jalan layang juga hampir copot bergerak naik turun. Dan orang itu menggigitnya lagi (ditunjukkan gigi yang beradu saat makan mie ini) dengan cengengesan. Sepanjang durasi iklan ini lagu bernada gembira yang jadi background-nya, seolah-olah mengiringi gerakan naik turun benda-benda itu. (Duh susah juga menggambarkannya)
I mean I looove Indomie… Biasanya sih suka belinya yang Indomie Soto, warna hijau. Pertanyaan saya pertama tentu saja, ad agency mana yang megang iklan Indomie? Kemudian yang jadi pertanyaan berikutnya apakah yang bikin iklan itu sudah pernah merasakan gempa? Kenapa Indomie menyetujui eksekusi iklan seperti ini? Karena setahu saya, dan siapapun yang pernah mengalami gempa seperti di Jogja kemarin, nggak ada yang menyenangkan dari sebuah gempa, kehilangan nyawa, kehilangan harta benda, trauma. It is a disaster. Rasanya kok bodoh sekali ya iklan itu, di sana digambarkan makan Indomie bisa mengakibatkan gempa, lha ngapain makan Indomie kalo begitu?? Wong nggak ada yang menyenangkan dari sebuah kejadian yang bernama gempa ini.
Okaylah mungkin banyak iklan lain yang bertema atau berlatar belakang “bencana”. Misalnya, iklan apa tuh si Komeng naik motor nabrak-nabrak, bikin runtuh jembatan, untuk menggambarkan motornya bisa lari kenceng. Dan saya yakin sih, di luar negeri banyak juga yang memakai bencana sebagai sumber “inspirasi”. Tapi semuanya tergantung eksekusi akhirnya kan? Ide boleh bagus, tapi empati nggak boleh mati dunk. Apapun lah alasannya, nggak lucu… sumpah nggak lucu… !!
Saya paham banget siapa aja yang belum lihat iklannya, dan atau mungkin belum pernah merasakan gempa kayak di Jogja kemarin, bisa menganggap saya terlalu emosional, terlalu sensi. Saya toh juga sempat berpikir ah mungkin cuma aku aja yang terlalu membesarkan ini, aku aja yang terlalu sensi… tapi ternyata saya nggak sendiri lho, lihat saja beberapa komentar beberapa orang Jogja di tulisan yang sudah ditulis duluan ini. Ketika akhirnya saya menulis uneg-uneg di milis CCI (milisnya orang iklan Indonesia – kalo boleh saya gambarkan), ternyata juga banyak yang merasa sama. Bahkan beberapa mengaku telah melakukan aksi pribadi untuk memboikot tidak makan Indomie secara diam-diam. Ada juga malahan yang mengajak untuk berharap iklan ini ditarik. Program periklanan Indomie ternyata dipegang oleh Matari beberapa tahun terakhir ini, jadi kemungkinan besar iklan satu ini pun juga karya mereka. Man… that just don’t work!! Al least not for us (orang-orang di Jogja & Jawa Tengah)… kecuali kita yang di Jogja ini nggak dihitung sebagai potensial konsumer lho ya, sia-sia aja mengeluarkan budget untuk bikin iklan yang justru bikin citra-nya jelek, dan ternyata bikin orang mikir 1000 kali dulu untuk beli produknya.

my comment : pemikiran yang kreatif namun dramatis secara dampak psikologinya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar